Menakjubkan, Terakhir Terjadi 152 Tahun Lalu, Inilah 5 Fakta Fenomena Gerhana Super Blue Blood Moon Besok

Menakjubkan, Terakhir Terjadi 152 Tahun Lalu, Inilah 5 Fakta Fenomena Gerhana Super Blue Blood Moon Besok Pados Berita Terupdate, kali ini Pados Berita akan memberikan informasi berita penting terbaru, viral dan aktual dengan judul Menakjubkan, Terakhir Terjadi 152 Tahun Lalu, Inilah 5 Fakta Fenomena Gerhana Super Blue Blood Moon Besok yang telah tim pados berita analisa, rangkum dan cari persiapkan dengan matang untuk anda baca semua. Semoga imformasi berita terbaru yang kami sajikan mengenai Artikel Viral, yang kami tulis ini dapat anda menjadikan kita semua manusia yang berilmu dan barokah bagi semuanya.

Judul : Menakjubkan, Terakhir Terjadi 152 Tahun Lalu, Inilah 5 Fakta Fenomena Gerhana Super Blue Blood Moon Besok
link : Menakjubkan, Terakhir Terjadi 152 Tahun Lalu, Inilah 5 Fakta Fenomena Gerhana Super Blue Blood Moon Besok

Pesona spektakuler Supermoon di berbagai negara, termasuk Indonesia, pada Senin dini hari 3 Desember 2017. (TribunStyle.com/ Kolase)

Moslemcommunity.net- Penasaran ingin melihat cantiknya fenomena gerhana bulan total?

Tentu saja Anda bisa menyaksikannya, termasuk di seluruh wilayah di Indonesia. So jangan sampai terlewatkan momen langka tersebut. Asal kalian tahu yah, fenomena ini sangat langka sehingga wajib bagi kalian untuk menyaksikannya.

Bisa jadi kalian hanya bisa melihatnya sekali seumur hidup. Pasalnya fenomen yang sama terjadi 152 tahun yang lalu loh.  Berikut fakta menarik soal gerahana blue moon ini:

1. Dapat Diamati di Banyak Negara di Dunia

Gerhana bulan yang satu ini sangat spesial.

Tidak seperti gerhana Matahari yang hanya bisa dilihat di daerah yang sangat terbatas, gerhana bulan ini bisa diamati dari sebagian besar permukaan bumi, yaitu dari daerah Amerika Utara, Samudra Pasifik, Siberia Timur, dan Asia.
Namun, gerhana ini tidak akan kelihatan dari sebagian besar Amerika Selatan dan Afrika.

So, buat Indonesia aman deh!

2.  Bulan dekat dengan Bumi

Gerhana bulan total akan berlangsung pada 31 Januari 2018. Peristiwa tersebut cukup langka karena gerhana terjadi saat Bulan berada dalam konfigurasi supermoon dan bluemoon.

Fenomena supermoon terjadi ketika saat purnama berada dalam jarak terdekatnya dengan bumi sehingga ukuran bulan ini menjadi 14 persen lebih besar dari biasanya dan 30 persen lebih terang daripada yang sering kalian lihat di malam hari.

Bluemoon adalah bulan purnama yang terjadi dua kali dalam satu bulan kalender.

3. Bumi Tutupi Bulan

Gerhana bulan terjadi ketika saat bulan purnama bumi menutupi bulan, sehingga bulan tertutupi oleh bayangan bumi.

Orbit bulan mengelilingi bumi berbentuk elips sehingga jarak bumi dengan bulan selalu berubah.

Saat bulan berada di titik terdekat (perigee) dengan bumi bertepatan dengan bulan purnama terjadilah supermoon.

Fenomena yang berlangsung pada tanggal 31 Januari 2018 diawali dengan gerhana sebagian, diikuti gerhana total, gerhana parsial lagi, dan bulan sepenuhnya terlepas dari bayangan bumi.

4. Terjadinya Fenomena Alam Sekaligus

Nah, poin yang satu ini penting untuk kalian ketahui loh! Peristiwa ini terakhir diamati pada 31 Maret 1866 atau 152 tahun yang lalu.

Jika biasanya fenomena alam terjadi dalam satu waktu, maka kali ini ada tiga fenomen yang terjadi sekaligus dalam satu waktu.

Yap penggabungan tiga kejadian alam secara bersamaan, yaitu bluemoon, supermoon, dan gerhana bulan.

Bahkan, peristiwa itu disebut cukup langka.

5. Berlangsung Cukup Lama

Kalian yang sibuk atau punya aktivitas lain, jangan khawatir. Soalnya gerhana ini akan berlangsung lama kurang lebih empat jam.

Proses gerhana Bulan ini terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap gerhana parsial, gerhana total, dan gerhana parsial. Proses gerhana berlangsung sekitar empat jam.

Untuk para pengamat di daerah Indonesia waktu Indonesia bagian barat tahap-tahap gerhana bulan ini bisa dilihat seperti berikut:

Awal gerhana parsial terjadi pada 18.48 WIB atau pukul 19.48 WITA

Awal gerhana total terjadi pada 19.52 WIB atau pukul 20.52 WITA

Puncak gerhana terjadi pada 20.30 WIB atau pukul 21.30 WITA

Akhir totalitas terjadi pada 21.08 WIB atau pukul 22.08 WITA

Akhir gerhana terjadi pada parsial 22.11 WIB atau pukul 23.11 WITA

Supermoon Mulai Terasa, Tenda Pisang Epe Losari Nyaris Berterbangan

Tiga penampakan tak lazim bulan terjadi bersamaan pada Rabu (31/1/2018) petang hingga tengah malam.

Bukan hanya keindahan yang disuguhkan bulan saat kejadian. Tapi, bencana juga dikhawatirkan mengiringi fenomena alam ini.

Pengunjung Anjungan Pantai Losari, Selasa (30/1/2018) dini hari, mulai merasakan keanehan. Angin kencang melanda kawasan Losari, mengiringi hujan. Tenda penjual epek nyaris beterbangan.

Bulan mengalami tiga keanehan sekaligus. Setelah terjadi 150 tahun lalu, tiga penampakan tak lazim bulan terjadi sekaligus, Supermoon, Bluemoon, dan Bloodmoon.

Selama gerhana total, bulan terlihat berwarna merah darah (Bloodmoon).

Bulan terlihat lebih besar hingga 14 persen lebih besar dari biasanya, dan 30 persen lebih terang dari bulan purnama biasa.

Ini disebabkan karena jarak bulan ke bumi lebih dekat, atau hanya sekitar 358.993 KM.

Jarak rata-rata dari Bumi ke Bulan adalah 384.400 KM. Mulai petang ini, bulan mendekat ke bumi sekitar 25.407 KM, atau sekitar tiga kali lipat jarak Makassar-Mekah (Arab Saudi).

Selain menyuguhkan pemandangan menakjubkan, genomena alam itu juga berpotensi mendatangkan banjir. Kedekatan bumi dengan bulan menyebabkan air laut tertarik, pasang.

Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) memprediksi, air lain mengalami pasang setinggi 1,4 meter.

Supermoon adalah istilah populer untuk menyebut purnama yang posisi orbit bulan sedang berada di jarak tedekat dengan bumi. Fenomena ini bisa disaksikan langsung di Sulsel.

"Pada saat supermoon ini, bulan akan lebih besar 14% dan lebih terang sekitar 30% dari ukuran saat Purnama biasa/apogee (Bulan di dekat titik terjauhnya dari Bumi)," kata Kepala Bidang Sub Pelayanan Jasa BMKG Wilayah IV Makassar, Siswanto, Senin (29/1).

Kejadian purnama penutup dari tiga rangkaian Supermoonpaling banyak ditunggu, karena saat yang sama terjadi gerhana bulan total.

Fenomena ini dapat diamati dari seluruh Indonesia dari awal malam hingga tengah malam. Peristiwa totalitasnya akan terjadi selama satu jam 16 menit yang menyebabkan bulan terlihat memerah.

Di Jakarta, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengingatkan bahwa fenomena gerhana bulan langka ini akan dapat diamati dari Indonesia, meski tidak secara keseluruhan.

Dwikorita menambahkan, fenomena Supermoon akan berdampak pada cuaca dan gelombang laut di wilayah Indonesia, mulai 30 Januari sampai 1 Februari. "Masyarakat diimbau untuk mewaspadai tinggi pasang maksimum.
Pasang maksimum dapat mencapai 100-140 sentimeter," jelas Dwikorita.

Sedangkan," kata Dwikorita,
Jarak rata-rata dari Bumi ke Bulan adalah 384.400 KM. Mulai petang ini, bulan mendekat ke bumi sekitar 25.407 KM, atau sekitar tiga kali lipat jarak Makassar-Mekah (Arab Saudi).

Selain menyuguhkan pemandangan menakjubkan, genomena alam itu juga berpotensi mendatangkan banjir. Kedekatan bumi dengan bulan menyebabkan air laut tertarik, pasang.

Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) memprediksi, air lain mengalami pasang setinggi 1,4 meter.

Supermoon adalah istilah populer untuk menyebut purnama yang posisi orbit bulan sedang berada di jarak tedekat dengan bumi. Fenomena ini bisa disaksikan langsung di Sulsel.

"Pada saat supermoon ini, bulan akan lebih besar 14% dan lebih terang sekitar 30% dari ukuran saat Purnama biasa/apogee (Bulan di dekat titik terjauhnya dari Bumi)," kata Kepala Bidang Sub Pelayanan Jasa BMKG Wilayah IV Makassar, Siswanto, Senin (29/1).

Kejadian purnama penutup dari tiga rangkaian Supermoonpaling banyak ditunggu, karena saat yang sama terjadi gerhana bulan total.

Fenomena ini dapat diamati dari seluruh Indonesia dari awal malam hingga tengah malam. Peristiwa totalitasnya akan terjadi selama satu jam 16 menit yang menyebabkan bulan terlihat memerah.

Di Jakarta, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengingatkan bahwa fenomena gerhana bulan langka ini akan dapat diamati dari Indonesia, meski tidak secara keseluruhan.

Dwikorita menambahkan, fenomena Supermoon akan berdampak pada cuaca dan gelombang laut di wilayah Indonesia, mulai 30 Januari sampai 1 Februari. "Masyarakat diimbau untuk mewaspadai tinggi pasang maksimum.
Pasang maksimum dapat mencapai 100-140 sentimeter," jelas Dwikorita.

Sedangkan," kata Dwikorita, surut minimum dapat mencapai minus 100-110 sentimeter.

"Dapat terjadi di seluruh wilayah pesisir, antara lain pesisir Sumatera Utara, barat Sumatera Barat, selatan Lampung, utara Jakarta, utara Jawa Tengah, utara Jawa Timur, dan Kalimantan Barat," sebutnya.

Menurut Dwikorita, imbauan soal air pasang tinggi ini harus diwaspadai warga pesisir karena dapat berdampak pada terganggunya transportasi dan aktivitas di sekitar pelabuhan dan pesisir.

Akan tetapi, secara umum, masyarakat diimbau agar mewaspadai potensi banjir dan longsor akibat hujan lebat dan angin kencang, serta potensi rob dan kenaikan tinggi gelombang.

"Hujan lebat disertai angin kencang berbahaya bagi kapal berukuran kecil. Sebaiknya juga kegiatan penangkapan ikan secara tradisional ditunda sampai gelombang tinggi mereda," lanjut Dwikorita.

Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN, Drs Gunawan Admiranto mengatakan gerhana bulan total terjadi saat posisi bumi berada antara bulan dan matahari.

Bulan berada di bawah bayang bumi lantaran cahaya matahari terhalang bumi.Bulan akan terlihat sangat besar karena posisinya sangat dekat dengan bumi.

Astronom Observatorium Boscha, Mohammad Irfan di Observatorium Boscha, Kabupaten Bandung Barat menjelaskan gerhana bulan total nanti tidak akan benar-benar gelap, karena piringan bulan tidak tepat melewati jalur pusat umbra bumi.

"Bulan kemungkinan akan berwarna merah kegelapan, karena dia (bulan) berada berdekatan dengan pusat kerucut bayang umbra kita," katanya.
Irfan menjelaskan, puncak gerhana maksimum akan terjadi sekitar pukul 20.29 WIB.

Saat itulah masyarakat akan menyaksihan dua hal yang menakjubkan. Pertama, masyarakat alan menyaksikan fenomena gerhana bulan total ini.

Kedua, masyarakat juga dapat menyaksikan cahaya bintang di langit yang terlihat lebih terang.

Bintang akan terlihat lebih terang, sebab cahaya bulan meredup, ini menarik," katanya.(*) (bangka.tribunnews)

Sekianlah berita Menakjubkan, Terakhir Terjadi 152 Tahun Lalu, Inilah 5 Fakta Fenomena Gerhana Super Blue Blood Moon Besok pada kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Sampai jumpa di postingan artikel berita lainnya.


Anda sekarang membaca artikel berita Menakjubkan, Terakhir Terjadi 152 Tahun Lalu, Inilah 5 Fakta Fenomena Gerhana Super Blue Blood Moon Besok dengan alamat link https://padosberita.blogspot.com/2018/01/menakjubkan-terakhir-terjadi-152-tahun.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

AdBlock Detected!

Suka dengan blog ini? Silahkan matikan ad blocker browser anda.

Like this blog? Keep us running by whitelisting this blog in your ad blocker.

Thank you!

×