Dulu Sering Dengar Keluhan Biarpet, Presiden Jokowi: Sekarang Alhamdulillah Tidak Ada

Dulu Sering Dengar Keluhan Biarpet, Presiden Jokowi: Sekarang Alhamdulillah Tidak Ada Pados Berita Terupdate, kali ini Pados Berita akan memberikan informasi berita penting terbaru, viral dan aktual dengan judul Dulu Sering Dengar Keluhan Biarpet, Presiden Jokowi: Sekarang Alhamdulillah Tidak Ada yang telah tim pados berita analisa, rangkum dan cari persiapkan dengan matang untuk anda baca semua. Semoga imformasi berita terbaru yang kami sajikan mengenai Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda menjadikan kita semua manusia yang berilmu dan barokah bagi semuanya.

Judul : Dulu Sering Dengar Keluhan Biarpet, Presiden Jokowi: Sekarang Alhamdulillah Tidak Ada
link : Dulu Sering Dengar Keluhan Biarpet, Presiden Jokowi: Sekarang Alhamdulillah Tidak Ada

Dulu%2BSering%2BDengar%2BKeluhan%2BBiarpet%252C%2BJokowi%2BSekarang%2BAlhamdulillah%2BTidak%2BAda
Presiden Jokowi menjawab pertanyaan wartawan usai meresmikan PLTU Cilacap Ekspansi, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin (25/2). (Foto: Humas/Rahmat)

MWawasan
 | Cilacap(JATENG)~ Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa dulu banyak mendengar keluhan mengenai pemadaman listrik atau biarpet terutama di daerah industri pariwisata namun sekarang sudah tidak ada lagi.

“Sekarang ya alhamdulillah sudah tidak ada keluhan-keluhan pemadam listrik. Tetapi juga kita tetap ingin membangun pembangkit listrik agar juga mengikuti pertumbuhan ekonomi yang ada sehingga investasi apapun, investasi apapun ke Indonesia listriknya siap,” ujar Presiden Jokowi usai meresmikan PLTU Cilacap Ekspansi, Desa Kuwasen, Kelurahan Karangkandri, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin (25/2).

Secara nasional, lanjut Presiden, sampai sekarang kalau kita ke daerah ya, ke daerah, enggak ada lagi namanya keluhan biarpet, keluhan pemadaman, enggak ada.

“Dulu kita di 2015, setiap ke provinsi, setiap ke kabupaten, ke kota, ke daerah isinya keluhan mengenai listrik yang biarpet, listrik yang pemadaman. Terutama dari industri pariwisata, ada hotel tetapi listriknya mati enam jam. Banyak sekali keluhan-keluhan seperti itu,” ujarnya.

Kepala Negara juga berharap ke depan dengan ketersediaan semakin banyak pasokan listrik, ketertarikan-ketertarikan investasi untuk membangun industri itu akan semakin banyak.

Mengenai target 35.000 Megawatt, Presiden menyampaikan akan disesuaikan dengan permintaan pasar. “Saya kira ini yang operasional sudah, yang sedang dalam tahapan konstruksi juga ada, yang dalam tahapan PTA juga ada. Saya kira semuanya berjalanlah. Tapi dikendalikan ya. Karena kalau pasokannya juga terlalu banya
“Dulu kita di 2015, setiap ke provinsi, setiap ke kabupaten, ke kota, ke daerah isinya keluhan mengenai listrik yang biarpet, listrik yang pemadaman. Terutama dari industri pariwisata, ada hotel tetapi listriknya mati enam jam. Banyak sekali keluhan-keluhan seperti itu,” ujarnya.

Kepala Negara juga berharap ke depan dengan ketersediaan semakin banyak pasokan listrik, ketertarikan-ketertarikan investasi untuk membangun industri itu akan semakin banyak.

Mengenai target 35.000 Megawatt, Presiden menyampaikan akan disesuaikan dengan permintaan pasar. “Saya kira ini yang operasional sudah, yang sedang dalam tahapan konstruksi juga ada, yang dalam tahapan PTA juga ada. Saya kira semuanya berjalanlah. Tapi dikendalikan ya. Karena kalau pasokannya juga terlalu banyak, bebannya ada di PLN, harus membayar,” ujarnya.

Mengenai tanah untuk rakyat, Presiden menyampaikan bahwa sampai saat ini tanah yang diberikan, konsesi yang diberikan kepada rakyat telah mencapai 2,6 juta. Ini akan diteruskan konsesi yang untuk hak adat, masyarakat ulayat.

“Semua terus, untuk masyarakat-masyarakat petani, nelayan, akan terus kita berikan. Kan sudah saya sampaikan, petani/nelayan ada yang satu hektare, ada yang dua hektare, ada yang tiga hektare. Masyarakat adat, masyarakat ulayat ada yang 800 hektare, ada yang 400 hektare, ada yang 1.600 hektare, macam-macam. Ini akan diteruskan,” ujarnya.

Sementara itu, mengenai Kartu Kuliah, Presiden menjelaskan bahwa Kartu Kuliah ini merupakan perluasan dari Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang diperuntukkan bagi SD, SMP, dan SMA/SMK. Tujuan kartu tersebut, lanjut Presiden, agar anak-anak dari keluarga prasejahtera yang tidak mampu juga bisa kuliah. 



# Gan | Setkab/FID/EN

Sekianlah berita Dulu Sering Dengar Keluhan Biarpet, Presiden Jokowi: Sekarang Alhamdulillah Tidak Ada pada kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Sampai jumpa di postingan artikel berita lainnya.


Anda sekarang membaca artikel berita Dulu Sering Dengar Keluhan Biarpet, Presiden Jokowi: Sekarang Alhamdulillah Tidak Ada dengan alamat link https://padosberita.blogspot.com/2019/02/dulu-sering-dengar-keluhan-biarpet.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

AdBlock Detected!

Suka dengan blog ini? Silahkan matikan ad blocker browser anda.

Like this blog? Keep us running by whitelisting this blog in your ad blocker.

Thank you!

×