Pasilitas Pengelolaan Gula Merah Kurang Bantuan
Judul : Pasilitas Pengelolaan Gula Merah Kurang Bantuan
link : Pasilitas Pengelolaan Gula Merah Kurang Bantuan
MWawasan,Sarolangun -(JAMBI) Di Kecamatan Air Hitam Desa Mentawak Ulu terdapat pengelolaan Gula merah dari kelapa dalam yang sudah diproduksi lama sejak Kabupaten Sarolangun berdiri.
Namun demikian terdapat keluhan dari para pengrajin gula itu yaitu kurangnya sentuhan dari pemerintah Kabupaten Sarolangun, bantuan yang telah diberikan itu masih dirasa kurang diantaranya dia sekarang ini masih memerlukan kompor biogas jadi yang akan digunakan untuk memasak gula merah. Saya selaku kabid industri,menginginkan gula merah itu nanti tetap dilanjutkan produksinya jadi ada regenerasi dari yang tua kepada yang muda "ujarnya
mungkin nanti kita akan adakan fasilitasi peningkatan dan pengembangan pengelolaan gula merah dari kelapa, ke depan kita menginginkan gula merah itu berasal dari Nira yang bagus yang standar PH nya bagus, dan akan kita kembangkan menjadi sentra produksi gula semut. Dapat saya sampaikan juga bahwa gula merah yang diproduksi oleh Desa Mentawak Ulu itu,
merupakan kelompok petani pembuat gula, yang bahan bakunya berasal dari batang kelapa jumlagnya kurang lebih sebanyak 420 batang, dari batang sebanyak itu hanya bisa dimanfaatkan hanya 320 batang, dan sisanya tidak dapat dimanfaatkan karena sudah tua, Oleh karena itu para pengrajin meminta bantuan kepada pemerintah kabupaten berupa bantuan bibit kelapa dalam selain untuk mengganti batang kelapa yang sudah tua juga untuk menanam di lahan baru, supaya hasinya bisa ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.
Dalam pengelolaan kelapa gula merah ini para petani itu sudah membentuk kelompok-kelompok, kurang lebih berjumlah 20 orang, mereka berproduksi terus dengan kapasitas dalam waktu 1 bulan penghasilan dari gula itu kurang lebih mencapai 2,5 juta sampai dengan 5 juta, itu tergantung dari produksi gula merah mereka. Namun demikian untuk kedepannya kami sebagai pemangku bidang industri berharap agar kita bersama-sama dengan dinas instansi lain untuk meningkatkan pengelolaan kelapa.
Meminta berupa bantuan kelapa dalam maupun bantuan kompor biogas nya karena Sampai detik ini saudara-saudara kita itu menggunakan kayu bakar, dan nanti malah mengakibatkan hutan gundul karena kayunya ditebang untuk bahan bakar katanya. Nantinta ke depan kita akan menggunakan biogas karena selain mereka itu petani sawit juga petani karet mereka juga menggunakan sarana yang ada itu untuk beternak sapi, 1 orang itu kurang lebih 5 sampai dengan 10 ekor sapi per anggota jadi akan kita berdayakan kotoran itu kita jadikan bahan bakar kompor biogas.
Insya Allah nggak ada masalah karena itu kedepan kami dinas perindagkop terutama khususnya bidang industri akan mengupayakan supaya membuat kompor biogas dari kotoran ternak untuk pengelolaannya.
Untuk wilayah pemasaran gula merah tersebut lebih banyak di pasarkan di wilayah kabupaten merangin karena wilayahnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Merangin.
#iksan
Namun demikian terdapat keluhan dari para pengrajin gula itu yaitu kurangnya sentuhan dari pemerintah Kabupaten Sarolangun, bantuan yang telah diberikan itu masih dirasa kurang diantaranya dia sekarang ini masih memerlukan kompor biogas jadi yang akan digunakan untuk memasak gula merah. Saya selaku kabid industri,menginginkan gula merah itu nanti tetap dilanjutkan produksinya jadi ada regenerasi dari yang tua kepada yang muda "ujarnya
mungkin nanti kita akan adakan fasilitasi peningkatan dan pengembangan pengelolaan gula merah dari kelapa, ke depan kita menginginkan gula merah itu berasal dari Nira yang bagus yang standar PH nya bagus, dan akan kita kembangkan menjadi sentra produksi gula semut. Dapat saya sampaikan juga bahwa gula merah yang diproduksi oleh Desa Mentawak Ulu itu,
merupakan kelompok petani pembuat gula, yang bahan bakunya berasal dari batang kelapa jumlagnya kurang lebih sebanyak 420 batang, dari batang sebanyak itu hanya bisa dimanfaatkan hanya 320 batang, dan sisanya tidak dapat dimanfaatkan karena sudah tua, Oleh karena itu para pengrajin meminta bantuan kepada pemerintah kabupaten berupa bantuan bibit kelapa dalam selain untuk mengganti batang kelapa yang sudah tua juga untuk menanam di lahan baru, supaya hasinya bisa ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.
Dalam pengelolaan kelapa gula merah ini para petani itu sudah membentuk kelompok-kelompok, kurang lebih berjumlah 20 orang, mereka berproduksi terus dengan kapasitas dalam waktu 1 bulan penghasilan dari gula itu kurang lebih mencapai 2,5 juta sampai dengan 5 juta, itu tergantung dari produksi gula merah mereka. Namun demikian untuk kedepannya kami sebagai pemangku bidang industri berharap agar kita bersama-sama dengan dinas instansi lain untuk meningkatkan pengelolaan kelapa.
Meminta berupa bantuan kelapa dalam maupun bantuan kompor biogas nya karena Sampai detik ini saudara-saudara kita itu menggunakan kayu bakar, dan nanti malah mengakibatkan hutan gundul karena kayunya ditebang untuk bahan bakar katanya. Nantinta ke depan kita akan menggunakan biogas karena selain mereka itu petani sawit juga petani karet mereka juga menggunakan sarana yang ada itu untuk beternak sapi, 1 orang itu kurang lebih 5 sampai dengan 10 ekor sapi per anggota jadi akan kita berdayakan kotoran itu kita jadikan bahan bakar kompor biogas.
Insya Allah nggak ada masalah karena itu kedepan kami dinas perindagkop terutama khususnya bidang industri akan mengupayakan supaya membuat kompor biogas dari kotoran ternak untuk pengelolaannya.
Untuk wilayah pemasaran gula merah tersebut lebih banyak di pasarkan di wilayah kabupaten merangin karena wilayahnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Merangin.
#iksan
Sekianlah berita Pasilitas Pengelolaan Gula Merah Kurang Bantuan pada kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Sampai jumpa di postingan artikel berita lainnya.
Anda sekarang membaca artikel berita Pasilitas Pengelolaan Gula Merah Kurang Bantuan dengan alamat link https://padosberita.blogspot.com/2019/12/pasilitas-pengelolaan-gula-merah-kurang.html