Di Antara Algoritma dan Nurani, Tiga Jurnalis Memilih Sikap
Judul : Di Antara Algoritma dan Nurani, Tiga Jurnalis Memilih Sikap
link : Di Antara Algoritma dan Nurani, Tiga Jurnalis Memilih Sikap
Di Antara Algoritma dan Nurani, Tiga Jurnalis Memilih Sikap
Oleh:
Usai diskusi santai di salah satu sudut Kota Bukittinggi, tiga jurnalis ini masih berdiri. Tidak ada mimbar, tidak pula podium resmi. Hanya meja kayu, secangkir kopi yang mulai mendingin, dan percakapan yang sejak awal mengalir tentang satu hal yang mereka yakini bersama: jurnalistik—dulu, hari ini, dan tantangan masa depannya.
Diskusi itu tampak ringan, namun sesungguhnya serius. Mereka berbicara tentang bagaimana jurnalisme pernah menjadi pilar utama pembentuk opini publik, bagaimana hari ini ia dihadapkan pada kecepatan, klik, dan algoritma, serta bagaimana ke depan ia dituntut tetap relevan tanpa kehilangan integritas. Dari perbincangan itulah sebuah foto terabadikan—bukan sekadar potret kebersamaan, melainkan jejak sikap.
Di foto itu, dari kiri ke kanan, berdiri Revdi Iwan Syahputra, Khairul Jasmi, dan Pinto Janir—tiga nama yang telah lama akrab di ruang redaksi dan ingatan pembaca.
Revdi Iwan Syahputra, berbaju putih di sisi kiri, adalah jurnalis yang ditempa oleh lintasan panjang pengalaman redaksi. Ia pernah diamanahkan sebagai Pemimpin Redaksi Harian Rakyat Sumbar (2017–2020), kemudian memimpin Padang Ekspres (2020–2022), dilanjutkan sebagai Pemimpin Redaksi Harian Haluan (2022–2023), dan kini kembali dipercaya memimpin Harian Rakyat Sumbar sejak 2025 hingga sekarang.
Rekam jejak itu menjadikan Revdi bukan sekadar wartawan, melainkan pemimpin redaksi yang kenyang pengalaman dan kaya ilmu jurnalistik. Ia paham betul dinamika tekanan politik, kepentingan ekonomi, hingga disrupsi digital yang menggerus kesabaran dan idealisme. Namun dari semua itu, satu hal yang ia jaga tetap utuh: prinsip jurnalistik. Baginya, media bukan alat kekuasaan dan bukan pula sekadar mesin klik, melainkan sarana menjaga akal sehat publik.
Di tengah, Khairul Jasmi berdiri dengan ketenangan khas jurnalis yang terbiasa berpikir dalam. Sebagai Pemimpin Redaksi Harian Singgalang, ia dikenal luas sebagai wartawan sekaligus sastrawan yang mampu mengawinkan fakta dengan makna. Latar belakangnya sebagai guru membuat setiap peristiwa ia tempatkan dalam konteks yang utuh—tidak tergesa menyimpulkan, tidak pula tergoda sensasi.
Bagi pres KJ (panggilan akrab), bahasa adalah tanggung jawab. Kritik harus tajam, tetapi tetap beradab. Tulisan harus kuat, tetapi tidak kehilangan empati. Ia percaya jurnalisme yang baik bukan yang paling keras berteriak, melainkan yang paling mampu menggerakkan kesadaran.
Sementara di sisi kanan, Pinto Janir menghadirkan wajah lain dari dunia pers. Wartawan, penyair, penulis, sekaligus seniman, Pinto membawa kepekaan ke dalam ruang berita. Ia menulis dengan rasa, membaca fakta dengan empati, dan menghadirkan realitas sosial secara manusiawi. Dalam lanskap media yang kian dingin oleh angka dan statistik, Pinto menjadi pengingat bahwa manusia adalah inti dari setiap peristiwa.
Percakapan di Bukittinggi itu akhirnya bermuara pada satu kesimpulan: tantangan terbesar jurnalisme hari ini dan ke depan bukan semata teknologi, melainkan keberanian untuk tetap memilih sikap. Media boleh berubah bentuk, platform boleh berganti, algoritma boleh menentukan sebaran, tetapi nilai dasar jurnalistik—kebenaran, keberimbangan, dan tanggung jawab publik—tidak boleh ditawar.
Ketiganya kemudian beranjak meninggalkan meja diskusi. Namun gagasan yang mereka bicarakan tidak ikut pergi. Ia tinggal sebagai penanda bahwa di tengah riuh zaman, masih ada jurnalis yang memilih berdiri di jalur sunyi—menjaga nurani, meski tak selalu populer.
Foto itu pun berbicara dengan caranya sendiri: di antara algoritma dan nurani, tiga jurnalis ini telah memilih sikap.
#Ope
Sekianlah berita Di Antara Algoritma dan Nurani, Tiga Jurnalis Memilih Sikap pada kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Sampai jumpa di postingan artikel berita lainnya.
Anda sekarang membaca artikel berita Di Antara Algoritma dan Nurani, Tiga Jurnalis Memilih Sikap dengan alamat link https://padosberita.blogspot.com/2025/12/di-antara-algoritma-dan-nurani-tiga.html
