Tak Gentar Serangan Medsos, Anies Hanya Takut Jika Kebijakan Membuat Susah Rakyat
Judul : Tak Gentar Serangan Medsos, Anies Hanya Takut Jika Kebijakan Membuat Susah Rakyat
link : Tak Gentar Serangan Medsos, Anies Hanya Takut Jika Kebijakan Membuat Susah Rakyat
Kabarsatu- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku tidak mempersoalkan kritik ataupun serangan yang kerap menimpanya di media sosial. Menurut Anies, kritik dan serangan di media sosial merupakan hal yang wajar diterima oleh pemimpin.
Pernyataan tersebut disampaikan Anies saat menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dalam acara kajian tauhid di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu (14/1). Aa Gym saat memandu acara meminta tanggapan Anies dalam menyikapi pro dan kontra terhadap dirinya di media sosial.
"Saya banyak fitnah, kritik, serangan, macam-macam, saya selalu menjawab 'Anies siapa sih dia'. Kalau mau masuk ke wilayah publik maka jangan berkeluh kesah soal dimarahi, soal dikritik. Yang namanya pemimpin itu adalah alamat kotak posnya kritik," ujar Anies.
Anies mengatakan, setiap keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin akan menjadi perhatian warga dan masyarakat luas pengguna media sosial. Tidak semua orang bakal sependapat dengan keputusan yang diambil.
Oleh karena itu, kata Anies, kritikan menjadi konsekuensi yang harus dia tanggung selama memimpin DKI Jakarta.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menilai, kritikan di media sosial tidak akan berpengaruh besar. Namun dia akan menjadi khawatir jika kritikan dan serangan itu dilakukan oleh masyarakat atau warga Jakarta secara nyata.
"Studinya membuktikan bahwa interaksi masyarakat lebih kuat daripada interaksi perdebatan di media sosial. Maka itu saya katakan saya tidak terlalu khawatir atas apa yang ditulis di medsos hari ini. Saya lebih khawatir atas apa yang ditulis para sejarawan nanti dan pertanggungjawaban kita nanti di hari tua," tuturnya.
Beda tugas menteri dan gubernur
Sebelum menjawab pertanyaan Aa Gym soal kritik terhadapnya di media sosial, Anies disuguhkan oleh pertanyaan bagaimana bedanya menjadi seorang menteri dan gubernur.
Anies menjawab dengan sedikit c
Pernyataan tersebut disampaikan Anies saat menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dalam acara kajian tauhid di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu (14/1). Aa Gym saat memandu acara meminta tanggapan Anies dalam menyikapi pro dan kontra terhadap dirinya di media sosial.
"Saya banyak fitnah, kritik, serangan, macam-macam, saya selalu menjawab 'Anies siapa sih dia'. Kalau mau masuk ke wilayah publik maka jangan berkeluh kesah soal dimarahi, soal dikritik. Yang namanya pemimpin itu adalah alamat kotak posnya kritik," ujar Anies.
Anies mengatakan, setiap keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin akan menjadi perhatian warga dan masyarakat luas pengguna media sosial. Tidak semua orang bakal sependapat dengan keputusan yang diambil.
Oleh karena itu, kata Anies, kritikan menjadi konsekuensi yang harus dia tanggung selama memimpin DKI Jakarta.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menilai, kritikan di media sosial tidak akan berpengaruh besar. Namun dia akan menjadi khawatir jika kritikan dan serangan itu dilakukan oleh masyarakat atau warga Jakarta secara nyata.
"Studinya membuktikan bahwa interaksi masyarakat lebih kuat daripada interaksi perdebatan di media sosial. Maka itu saya katakan saya tidak terlalu khawatir atas apa yang ditulis di medsos hari ini. Saya lebih khawatir atas apa yang ditulis para sejarawan nanti dan pertanggungjawaban kita nanti di hari tua," tuturnya.
Beda tugas menteri dan gubernur
Sebelum menjawab pertanyaan Aa Gym soal kritik terhadapnya di media sosial, Anies disuguhkan oleh pertanyaan bagaimana bedanya menjadi seorang menteri dan gubernur.
Anies menjawab dengan sedikit c
"Studinya membuktikan bahwa interaksi masyarakat lebih kuat daripada interaksi perdebatan di media sosial. Maka itu saya katakan saya tidak terlalu khawatir atas apa yang ditulis di medsos hari ini. Saya lebih khawatir atas apa yang ditulis para sejarawan nanti dan pertanggungjawaban kita nanti di hari tua," tuturnya.
Beda tugas menteri dan gubernur
Sebelum menjawab pertanyaan Aa Gym soal kritik terhadapnya di media sosial, Anies disuguhkan oleh pertanyaan bagaimana bedanya menjadi seorang menteri dan gubernur.
Anies menjawab dengan sedikit canda. Selama menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta, Anies mengaku jarang sekali menyambangi bandara. Dia justru lebih sering untuk pergi ke Marunda, Cilincing, Kebayoran Lama hingga Ciputat.
"Yang terasa sekali setelah jadi gubernur saya jarang ke airport, sekarang perginya ke Marunda, Cilincing, Kebayoran Lama, Ciputat. Urusannya tidak ada yang di luar kota, semuanya di Jakarta," kata Anies.
Menurut Anies, saat menjabat sebagai menteri dirinya harus mengurus satu Indonesia untuk satu bidang yaitu pendidikan. Sementara ketika jadi gubernur, dirinya hanya mengurus Jakarta tetapi dengan banyak bidang.
"Kalau menteri pendidikan yang diurus se-Indonesia tetapi satu bidang, jadi kalau ditanya bidang pendidikan dari Aceh sampai Papua itu urusannya. Kalau gubernur yang diurus satu wilayah tapi semua bidang mulai dari gorong-gorong sampai urusan sangat elit," ucapnya.
"Yang menariknya, saya merasa bersyukur di Jakarta lebih banyak berinteraksi dengan warga, masyarakat," tambah Anies. (aya/cnn)
Beda tugas menteri dan gubernur
Sebelum menjawab pertanyaan Aa Gym soal kritik terhadapnya di media sosial, Anies disuguhkan oleh pertanyaan bagaimana bedanya menjadi seorang menteri dan gubernur.
Anies menjawab dengan sedikit canda. Selama menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta, Anies mengaku jarang sekali menyambangi bandara. Dia justru lebih sering untuk pergi ke Marunda, Cilincing, Kebayoran Lama hingga Ciputat.
"Yang terasa sekali setelah jadi gubernur saya jarang ke airport, sekarang perginya ke Marunda, Cilincing, Kebayoran Lama, Ciputat. Urusannya tidak ada yang di luar kota, semuanya di Jakarta," kata Anies.
Menurut Anies, saat menjabat sebagai menteri dirinya harus mengurus satu Indonesia untuk satu bidang yaitu pendidikan. Sementara ketika jadi gubernur, dirinya hanya mengurus Jakarta tetapi dengan banyak bidang.
"Kalau menteri pendidikan yang diurus se-Indonesia tetapi satu bidang, jadi kalau ditanya bidang pendidikan dari Aceh sampai Papua itu urusannya. Kalau gubernur yang diurus satu wilayah tapi semua bidang mulai dari gorong-gorong sampai urusan sangat elit," ucapnya.
"Yang menariknya, saya merasa bersyukur di Jakarta lebih banyak berinteraksi dengan warga, masyarakat," tambah Anies. (aya/cnn)
Sekianlah berita Tak Gentar Serangan Medsos, Anies Hanya Takut Jika Kebijakan Membuat Susah Rakyat pada kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Sampai jumpa di postingan artikel berita lainnya.
Anda sekarang membaca artikel berita Tak Gentar Serangan Medsos, Anies Hanya Takut Jika Kebijakan Membuat Susah Rakyat dengan alamat link https://padosberita.blogspot.com/2018/01/tak-gentar-serangan-medsos-anies-hanya.html