Beda Kelas, Demokrat: Sontoloyo dan Genderuwo Jokowi Itu Politik Labeling Kelas Rendah

Beda Kelas, Demokrat: Sontoloyo dan Genderuwo Jokowi Itu Politik Labeling Kelas Rendah Pados Berita Terupdate, kali ini Pados Berita akan memberikan informasi berita penting terbaru, viral dan aktual dengan judul Beda Kelas, Demokrat: Sontoloyo dan Genderuwo Jokowi Itu Politik Labeling Kelas Rendah yang telah tim pados berita analisa, rangkum dan cari persiapkan dengan matang untuk anda baca semua. Semoga imformasi berita terbaru yang kami sajikan mengenai Artikel Viral, yang kami tulis ini dapat anda menjadikan kita semua manusia yang berilmu dan barokah bagi semuanya.

Judul : Beda Kelas, Demokrat: Sontoloyo dan Genderuwo Jokowi Itu Politik Labeling Kelas Rendah
link : Beda Kelas, Demokrat: Sontoloyo dan Genderuwo Jokowi Itu Politik Labeling Kelas Rendah


Foto: Youtube

Moslemcommunity- Ketua DPP Demokrat, Jansen Sitindaon tampil memukau saat menjadi pembicara dalam diskusi yang tayang di Kompas TV.

Saat itu, host menanyakan pernyataan Prabowo Subianto soal “Indonesia Bubar 2030”, dan pernyataan kontroversi lain..

“Jadi gini, politik labeling dalam kontestasi elektoral kita, memang tidak bisa dihindari. Yang jadi persoalan kelasnya saja, kelas kata-katanya saja. Ada yang terdidik, ada yang tidak,” kata Jansen saat menjadi narasumber dalam diskusi di KompasTV.

Kemudian, Jansen mencontohkan ketika SBY berpasangan dengan Boediono di Pilpres 2009. Boediono dilabeli dengan neo liberalisme.

“Misalnya, di tahun 2009 itu, Pak SBY maju dengan pak Boediono, misalnya. Politik labeling yang diarahkan ke Pak Boediono itu ditulis sebagai neo liberalisme,” jelas Jansen.

“Atau dalam Pilkada, misalnya, ini kontestasi elektoral dalam konteks lokal, misalnya ada labeling itu saya ini putra daerah, misalnya. Ini biasa, politik labeling dalam kontestasi elektoral itu biasa,” tambahnya.

Jansen menegaskan persoalan labeling itu hanya pada istilah.

“Tinggal persoalan istilah saja. Yang sekarang ini, sudahlah diproduksi Presiden, kwalitasnya rendahan banget,” ucapnya.

Lalu, ukuran kwalitas rendahan tersebut bagaimana?

“Sederhana, jadi misalnya Pak Jokowi itu memproduksi istilah Sontoloyo dan Genderuwo, dipihak disini misalnya memproduksi istilah Tampang Boyolali atau Tempe Setipis ATM, misalnya,” ujar Jansen.

“Tampang Boyolali dan Tempe Setipis ATM arahnya itu masuk pada kebijakan ekonomi, ketimpangan ekonomi. Tapi kalau Sontoloyonya Pak Jokowi, Genderuwonya Pak Jokowi itu nyerang orang, nyerang individu. Ada orang menakut-nakuti begini-begini, beda ini, beda,” tambahnya.

“Jadi, sama-sama memproduksi labeling, tetapi serangannya itu berbeda. Satu menyerang orang, sifatnya itu, satu lagi menyerang kebijakan ekonomi. Jadi kemudian kalau ditimbang, kelasnya Pak Jokowi ini memang tidak ada. Bermain di politik labeling, tapi arahnya itu nyerang orang,” tandasnya.

“Kelas rendah, gitu?,” timpal host. (swararakyat.com)

Sekianlah berita Beda Kelas, Demokrat: Sontoloyo dan Genderuwo Jokowi Itu Politik Labeling Kelas Rendah pada kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Sampai jumpa di postingan artikel berita lainnya.


Anda sekarang membaca artikel berita Beda Kelas, Demokrat: Sontoloyo dan Genderuwo Jokowi Itu Politik Labeling Kelas Rendah dengan alamat link https://padosberita.blogspot.com/2018/11/beda-kelas-demokrat-sontoloyo-dan.html

Subscribe to receive free email updates:

AdBlock Detected!

Suka dengan blog ini? Silahkan matikan ad blocker browser anda.

Like this blog? Keep us running by whitelisting this blog in your ad blocker.

Thank you!

×